Deprecated: Array and string offset access syntax with curly braces is deprecated in /var/cpanel_user/home/medkom/public_html/wp-content/plugins/jetpack/modules/shortcodes.php on line 98

Deprecated: Array and string offset access syntax with curly braces is deprecated in /var/cpanel_user/home/medkom/public_html/wp-content/plugins/jetpack/modules/shortcodes.php on line 130

Deprecated: Unparenthesized `a ? b : c ? d : e` is deprecated. Use either `(a ? b : c) ? d : e` or `a ? b : (c ? d : e)` in /var/cpanel_user/home/medkom/public_html/wp-content/plugins/jetpack/modules/shortcodes/soundcloud.php on line 164

Connection Information

To perform the requested action, WordPress needs to access your web server. Please enter your FTP credentials to proceed. If you do not remember your credentials, you should contact your web host.

Connection Type

HORAS JAPAN – UKSU-ITB

HORAS JAPAN

di Malam Cinta Indonesia 2017

Setiap dua tahun sekali Persatuan Pelajar Indonesia Ibaraki dan Merah Putih Kai menggelar acara Malam Cinta Indonesia. Pada 06 Januari 2018 PPI Ibaraki dan Merah Putih Kai berhasil menggelar Malam Cinta Indonesia yang kedelapan. MCI 2017 mengangkat tema Harmony in Diversity sesuai dengan keadaan Indonesia yang beragam namun tetap harmonis. Pagelaran ini menampilkan berbagai kesenian tradisional dari Indonesia ditambah dengan kesenian tradisional Jepang.

Salah satu keunikan dari pagelaran ini adalah adanya penampilan khusus yang didatangkan dari Indonesia. Pihak MCI 2017 mengundang organisasai mahasiswa yang bergerak dalam pengembangan dan pelestarian kebudayaan dan kesenian Indonesia. Tahun ini, UKSU-ITB menjadi salah satu undangan untuk menampilkan kesenian dan kebudayaan Sumatera Utara.

Persiapan

Mempersiapkan sebuah penampilan untuk tampil di negeri sendiri jauh lebih mudah daripada mempersiapkan penampilan untuk tampil di negeri orang. Begitu pula dengan mempersiapkan Horas Japan. Pembentukan tim Horas Japan dimulai ketika Hendra Dwimax, ketua UKSU-ITB 2017/2018, menunjuk Daniel Pranata Sembiring (MRI 2014) untuk menjadi ketua tim.

Persiapan dilakukan dimulai dengan memilih anggota tim. Anggota tim Horas Japan terdiri dari Kristofel Sinaga (MS 2014) sebagai sekretaris, Tio Angie Samosir (MRI 2015) sebagai bendahara, Reinata Nainggolan (TI 2014) dan Yosua Kristian Sinaga (GL 2014) sebagai tim acara dan penampilan, Dwi Ananda Gunawan (TK 2014) dan Yogi Simanjuntak (ME 2014) sebagai tim publikasi dan dokumentasi, dan Agustina Panjaitan (MRI 2014) sebagai tim fund-raising dan sponsorship.

Dalam mempersiapkan penampilan yang dibawakan di Malam Cinta Indonesia, tim Horas Japan dibantu oleh pelatih musik dan tari, Septian Siburian dan Naomi Damanik. Pada persiapan penampilan kali ini, tim Horas Japan mengadakan standardisasi bagi seluruh massa UKSU-ITB yang ingin belajar kesenian Sumatera Utara selama 6 pertemuan. Standardisasi dilakukan untuk memberikan calon penampil teknik-teknik dasar untuk menari dan bermain musik Sumatera Utara. Setelah mendapatkan standardisasi, calon penari diseleksi oleh Kak Butet Sihombing (UKSU 1990) dan pemusik diseleksi oleh Septian Siburian (UKSU 2013). Dari seleksi yang dilakukan terpilih 14 penampil. Ke-14 penampil berlatih penampilan kesenian yang dibawakan di Jepang selama 2,5 bulan, sejak Oktober hingga Desember 2017. 

AirAsia menjadi Sponsor Utama dan Peran Alumni

Sembari mempersiapkan penampilan, tim Horas Japan juga melakukan fundraising dan sponsorship untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan agar dapat berangkat ke MCI 2017 di Jepang. Tantangan terbesar untuk menyukseskan kegiatan ini adalah biaya tiket pesawat pulang pergi Indonesia Jepang. Berbagai usaha dilakukan untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan. Mulai dari menjual berbagai merchandise UKSU-ITB, menghubungi alumni, menawarkan sponsorship dengan perusahaan-perusahaan di Bandung dan Jakarta, hingga tampil di gereja dan pesta pernikahan adat Batak.

Begitu banyak cerita dan kesan dalam mengumpulkan dana untuk bisa berangkat ke MCI 2017. Hingga akhir November, tiket penerbangan masih belum ditangan. Padahal tiket penerbangan diperlukan dalam pengurusan Visa Jepang. Kabar baik datang pada tanggal 04 Desember2017, tim Horas Japan mendapatkan sponsor utama yaitu AirAsia ,salah satu maskapai penerbangan internasional. AirAsia memberikan diskon spesial kepada tim Horas Japan untuk penerbangan Indonesia-Jepang. Selain AirAsia, tim Horas Japan juga mendapatkan sponsor dari Pemerintah Simalungun.

Untuk mendapatkan seluruh kebutuhan dana, alumni UKSU-ITB memegang peranan penting. Alumni UKSU-ITB menjadi tempat bagi tim Horas Japan untuk bertanya dan meminta saran. Sumbangsih, kepedulian, dan buah pemikiran yang diberikan oleh alumni UKSU-ITB menjadi salah satu hal yang tim Horas Japan syukuri dalam keberjalanan acara ini. 

Menari dan Bermusik di Negeri Orang

Hari yang dinantikan pun tiba. Kamis, 04 Januari 2018, pukul 04.00 pagi seluruh tim penampil Horas Japan sudah berkumpul di gerbang ITB untuk bersiap berangkat ke Jakarta untuk penerbangan ke Jepang. Rute penerbangan yang ditempuh adalah Jakarta-Denpasar-Narita. Perjalanan ditempuh hampir satu hari akibat transit yang cukup lama di Bandara Ngurah Rai, Bali.

Tim Penampil tiba di Jepang pukul 07 pagi waktu setempat. Tim Penampil terdiri dari Daniel Pranata Sembiring (MRI 2014), Reinata Nainggolan (TI 2014), Yosua Kristian Sinaga (GL 2014), Devi Florenci (GD 2014), Ucok Samuel Hutapea (GD 2014), Dora Simbolon (TI 2014), Jefri Lumban Gaol (MG 2015), Tio Angie Samosir (MRI 2015), Malida Girsang (TL 2015), Mien Purba (PG 2016), Venry Silaban (GD 2016), Silverius (GD 2016), Nico Samosir (KL 2016), Intan Purba (BI 2016), dan Alsandi Tarigan (EL 2016).

Sesampainya di Jepang, tim Horas Japan segera bergabung dengan tim penampil lainnya, bersiap untuk melalukan latihan bersama perdana. Esok harinya, tanggal 06 Januari 2018, tim Horas Japan kembali melakukan Geladi Bersih bersama seluruh tim penampil dari PPI Ibaraki, IRARI, dan kebudayaan Jepang. Geladi bersih dilangsungkan di Nova Hall tempat berlangsungnya Malam Cinta Indonesia.

Pukul 16.30 JST, Nova Hall mulai dipenuhi oleh penonton yang datang dari berbagai daerah di Ibaraki dan sekitarnya. Berdasarkan data yang dimiliki panitia, jumlah penonton yang datang mencapai 600 orang. Penonton yang menghadiri MCI bukan saja orang Jepang, melainkan orang asing yang berada di Ibaraki. Pukul 17.00 JST, acara MCI 2017 dimulai dengan pembukaan oleh MC dan penampilan dari Ikatan Raka Raki Jawa Timur yang membawakan medley lagu daerah Jawa Timur. Penampilan dilanjutkan dengan drama musikal dari tim PPI Ibaraki yang membawakan cerita rakyat Indonesia, Bawang Merah dan Bawang Putih.

Tiba saatnya penampilan dari tim Horas Japan yang membawakan penampilan pertama. Penampilan pertama dari tim Horas Japan adalah Tari Kreasi 7 Etnis Sumatera Utara. Pada penampilan ini setiap pasang penari menggunakan baju daerah sesuai etnis yang dibawakannya, adapun ketujuh etnis tersebut adalah Batak Mandailing, Karo, Simalungun, Toba, dan Pak-Pak; Nias; dan Melayu. Setiap tarian etnis diiring dengan musik dan nyanyian yang dimainkan dan direkam oleh tim Horas Japan. Penampilan ini menunjukkan keberagaman etnis, budaya, dan kesenian yang ada di Sumatera Utara dan keberagaman itu berhasil di harmonisasikan menjadi sebuah karya yang menarik dan indah.

Tidak kalah dengan penampilan sebelumnya, pada penampilan kedua tim Horas Japan memainkan langsung musik Batak yang dibawa dari Indonesia. Tim Horas Japan menampilkan Uning-uningan Partahuak ni Manuk, sebuah penampilan musik dari etnis Batak Toba. Uning-uningan ini juga di-medley dengan lagu-lagu daerah Batak Toba. Adapun alat musik yang dimainkan adalah taganing, garantung, hasapi, ogung, sulim, sarune, dan hesek. Terdapat bagian dimana masing-masing alat musik mendapatkan bagian solo, sehingga penonton dapat mendengar secara langsung bunyi dan keunikan dari masing-masing alat musik. Tidak selesai sampai disitu, penampilan dilanjutkan dengan tarian kreasi Tor-tor Dampol Siburuk. Tor-tor ini berasal dari salah satu cerita rakyat daerah Toba. Adapun kisah yang ada di balik tarian ini adalah perjuangan induk burung yang menjaga dan mengurus anaknya yang luka sehingga pada akhirnya dapat terbang dan bermain kembali. Kostum tarian ini disesuaikan dengan menggunakan ulos sebagai sayap burung setiap penari.

Kedua penampilan ini sangat diapresiasi oleh seluruh penonton yang berasal dari berbagai kalangan.  Terbersit kebanggaan karena tim Horas Japan dari UKSU-ITB  berhasil membawakan dan mengenalkan kesenian dari Sumatera Utara, menari dan bermusik, ke negeri orang.

Mempromosikan Danau Toba

Selain mengenalkan budaya Sumatera Utara melalui keseniannya, tim Horas japan juga berhasil mengenalkan kekayaan dan keindahan alam Sumatera Utara kepada seluruh penonton Malam Cinta Indonesia 2017. Bekerja sama dengan Badan Otorita Danau Toba, tim Horas Japan juga membawakan video promosi pariwisata resmi Danau Toba yang diputar dan satu-satunya selama open gate.

 

Kesempatan Berharga

Melestarikan budaya Indonesia adalah tugas semua orang Indonesia, bukan hanya tugas pegiat budaya, pemerintah daerah, ataupun penatua adat. Semua orang Indonesia, tanpa melihat usia, pekerjaan, ataupun kekayaannya, bertanggung jawab atas kelangsungan dari budaya kita. Kitalah yang mampu menjaga dan melestarikannya.

Mempelajari budaya Sumatera Utara menjadi salah satu tugas yang harus dilakukan oleh Massa UKSU-ITB. Menampilkannya menjadi salah satu kesempatan untuk mengenalkan dan mengenal lebih dalam budaya itu. Apalagi berhasil menampilkannya di negeri orang, itu adalah kesempatan berharga yang belum tentu datang kembali bagi kita dan budaya kita. Jangan pernah lewatkan kesempatan untuk belajar, berkarya, dan berkreasi bagi budaya dan kesenian kita, Sumatera Utara!

ISEI?!